Senin, 23 Januari 2012

INFO KESEHATAN


Trigliserida

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari
Contoh trigliserida lemak tak jenuh. Bagian kiri: gliserol, bagian kanan (dari atas ke bawah): asam palmitat, asam oleat, asam alfa-linolenat, rumus kimia: C55H98O6Contoh trigliserida lemak tak jenuh. Bagian kiri: gliserol, bagian kanan (dari atas ke bawah): asam palmitat, asam oleat, asam alfa-linolenat, rumus kimia: C55H98O6
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.[1] Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani.

[sunting] Struktur kimia

Struktur umum trigliserida
Struktur umum trigliserida
Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R, R' dan R" masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH and R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama.
Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap disebabkan cara asam lemak dibiosintesis dari asetil KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk menyintesis asam lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang. Karena itu, hewan memamah biak biasanya memiliki asam lemak berkarbon ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria didalam rumennya.
Kebanyakan lemak alami memiliki campuran kompleks dari berbagai macam trigliserida; karena ini, lemak mencair pada suhu yang berbeda-beda. Anehnya, mentega kokoa hanya terdiri dari beberapa trigliserida, salah satunya mengandung berturut-turut palmitat, oleat, dan stearat. Hal ini menyebabkan terjadinya titik lebur yang tajam, yang menyebabkan coklat meleleh dalam mulut tanpa terasa berminyak.
Pada sel, trigliserida (atau lemak netral) dapat melalui membran sel dengan bebas, tidak seperti molekul lainnya, karena karakteristiknya yang non-polar sehingga tidak bereaksi dengan lapisan ganda fosfolipid pada membran.


Stroke Berkaitan dengan Tingginya Kadar Trigliserida

August 8, 2007 · 7 Comments


Stroke Berkaitan dengan Tingginya Kadar Trigliserida
New York, Senin
_1759558_whole_brain300.jpgUntuk pertama kalinya, para peneliti dari Sheba Medical Center di Tel Hashomer Israel mengindikasikan bahwa peningkatan risiko penyakit stroke juga berkaitan dengan kadar lemak darah yang disebut trigliserida.
Para peneliti itu juga mengungkapkan, trigliserida mungkin pula dapat digunakan untuk mengindentifikasi risiko seseorang mengidap stroke iskemik — stroke yang terjadi karena penyumbatan pembuluh darah otak, sehingga aliran darah ke otak terganggu.
Menurut peneliti, yang mempublikasikan temuannnya dalam Circulation : Journal of the American Heart Association edisi 11 Desember, hasil riset ini seharusnya dapat merangsang peneliti lain untuk lebih mewaspadai serta memberi perhatian terhadap trigliserida. “Dengan adanya deteksi yang lebih efektif akan tingginya kadar trigliserida dalam darah serta pengobatan untuk mengatasi risiko stroke, tentunya hal dapat menurunkan beban klinis dan kesehatan publik akibat penyakit stroke,” ungkap Dr. David Tanne, salah seorang pimpinan riset.
Tanne mengatakan, dari riset beberapa tahun lalu para dokter telah mengetahui bahwa obat penurunkan kadar lemak darah seperti kolesterol juga bisa mencegah penyakit stroke. Namun demikian, lanjutnya, hubungan yang lebih tepat antara lemak — khususnya trigliserida — dan stroke belum begitu jelas.
Dalam riset terbaru ini, Tanne dan rekannya meneliti lebih dari 11 ribu pasien pengidap penyakit jantung koroner yang belum mengalami stroke atau pun transient ischemic attack (TIA) yang biasa juga disebut stroke ringan. Sebagian besar responden penelitian ini adalah pria.
Setelah penelitian sekitar enam hingga tujuh tahun, 487 responden diketahui mengalami TIA. Responden yang mengalami stroke ini memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan kolesterol HDL (baik) yang rendah. Setelah memperhitungkan faktor risiko stroke lainnya, responden yang memiliki kadar 200 mg trigliserida per desiliter darah (dL) tercatat mempunyai kecenderungan 30 persen lebih besar mengalami stroke iskemik maupun TIA dibanding responden dengan kadar lemak darah yang rendah.
Kadar trigliserida sejak lama memang selalu diukur bersamaan dengan kadar lemak darah lainnya. Namun menurut Tanne, hingga saat ini jenis lemak itu tidak mendapat perhatian yang cukup serius dalam pencegahan stroke.
Tanne menambahkan pula, untuk menekan kadar trigliserida, seseorang dapat mengubah gaya hidup dengan cara lebih sehat seperti olahraga, menurunkan berat badan serta diet rendah lemak. Beberapa jenis obat penurun kolesterol, kata Tanne, juga dapat menurunkan kadar trigliserida.
Sementara itu, Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan agar seseorang sebaiknya tetap menjaga batas kadar trigliserida di bawah 150mg/dL. Kadar 150 hingga 199 mg/dL dipertimbangkan sebagai batas yang cukup tinggi, 200 hingga 499 mg/dL termasuk level tinggi dan di atas 500 mg/dL dikategorikan sangat tinggi.
Sekitar 80 persen kasus stroke terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah ke otak, sedangkan 20 persen lainnya disebabkan rusaknya pembuluh darah di otak.
Usia penderita stroke belakangan ini makin muda, yakni sekitar 40 tahun. Tidak jarang beberapa pasien yang terserang stroke baru berumur 32 tahun. Ini juga disebabkan pola makan yang cenderung mengonsumsi makanan siap saji atau fast food tanpa diimbangi dengan olahraga secara rutin. (Rtr/ac)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar