SIRIH
MERAH SEBAGAI TANAMAN OBAT MULTI FUNGSI
Terakhir Diperbaharui
Sunday, 17 February 2008
Tanaman
sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat
dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling
dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan
mengkilap. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fito-kimia yakni alkoloid,
saponin, tanin dan flavonoid. Sirih merah sejak dulu telah digunakan oleh masyarakat
yang berada di Pulau Jawa sebagai obat untuk meyem-buhkan berbagai jenis
penyakit dan merupakan bagian dari acara adat. Penggunaan sirih merah dapat
digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak kapsul. Secara empiris
sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes
mi-litus, hepatitis, batu ginjal, me-nurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam
urat, hipertensi, ra-dang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag,
kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20
g/kg berat badan, aman dikonsumsi dan
tidak bersifat toksik. Sirih merah banyak di-gunakan pada
klinik herbal center sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat
di-sembuhkan dengan obat kimia. Potensi sirih merah sebagai tanaman obat multi
fungsi sangat besar sehingga perlu ditingkatkan dalam penggunaannya sebagai
bahan obat moderen.
Tanaman sirih mempunyai banyak spesies dan memiliki jenis
yang beragam, seperti sirih gading, sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning dan
sirih merah. Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu
tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai yang
tumbuh berselang seling dari batangnya.Sirih merah (Piper crocatum) adalah
salah satu tanaman obat potensial yang sejak lama telah di-ketahui memiliki
berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, disamping itu
juga memiliki nilai-nilai spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu
elemen penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat khususnya di
Jogyakarta. Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan penampakan
daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya.Sirih merah tumbuh
merambat di pagar atau pohon. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat
berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk
jantung hati dan bagian ujung daun meruncing. Permukaan daun meng-kilap dan
tidak merata. Yang mem-bedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya
berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta
aromanya lebih wangi.Ramuan sirih merah telah lama dimanfaatkan oleh lingkungan
kraton Jogyakarta sebagai tanaman obat yang berguna untuk ngadi saliro. Pada
tahun 1990-an sirih merah di-fungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobis,
karena penampilannya yang menarik. Permukaan daunnya merah
keperakan dan mengkilap. Pada tahun-tahun terakhir ini ramai dibicarakan
dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
Dari beberapa pengalaman, diketahui sirih merah memiliki
khasiat obat untuk berbagai penyakit. Dengan ramuan sirih merah telah banyak
masyarakat yang tersembuhkan dari berbagai pe-nyakit. Oleh karena itu banyak
orang yang ingin membudidayakannya.Aspek budidayaSirih merah dapat diperbanyak
secara vegetatif dengan penyetekan atau pencangkokan karena tanaman ini tidak
berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan menggunakan sulur dengan panjang 20
- 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengeluarkan akar dan mempunyai 2 -
3 daun atau 2 - 3 buku. Untuk mengurangi penguapan, daun di ku-rangi sebagian
atau buang seluruh-nya. Sulur diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur
lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan dengan setek dapat dilakukan dengan
menyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan kompos dengan perbandingan 1 :
1 : 1. media tersebut dimasukkan ke dalam polibeg berdi ameter 10 cm yang
bagian bawah-nya sudah dilubangin. Setek yang telah dipotong-potong
direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam pada poli-beg yang telah berisi media tanam.
Letakkan setek ditempat yang teduh dengan penyinaran
matahari lebih kurang 60%.Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan
me-milih cabang yang cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian
cabang tersebut diikat atau dibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap
air. Pencangkokan tidak perlu mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbuh dan ber-kembang.
Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang muncul sudah
banyak. Untuk tempat menjalar dibuat ajir dari batang kayu atau bambu.
Penyiraman dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari tergantung
cuaca.Penanaman di lapangan dilaku-kan pada awal musim hujan dan sebagai tiang
panjat dapat digunakan tanaman dadap dan kelor. Jarak tanam dapat digunakan 1 x
1 m, 1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan. Sirih merah dapat beradaptasi de-ngan
baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemelihara-annya. Selama ini umumnya sirih merah tumbuh tanpa pemupukan. Yang penting selama
pertumbuhan-nya di lapangan adalah pengairan yang baik dan cahaya matahari yang
diterima sebesar 60 - 75%.Penangan pasca panenTanaman sirih merah siap untuk
dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat ini tanaman telah mem-punyai daun 16
- 20 lembar. Ukuran daunnya sudah optimal dan panjang-nya mencapai 15 - 20 cm. Daun
yang akan dipanen harus cukup tua, bersih dan warnanya mengkilap karena pada
saat itu kadar bahan aktifnya sudah tinggi. Cara pemetikan di-mulai dari daun
tanaman bagian bawah menuju atas.Setelah dipetik, daun disortir dan direndam
dalam air untuk mem-bersikan kotoran dan debu yang me-nempel, kemudian dibilas
hingga bersih dan
ditiriskan.
Selanjutnya daun dirajang dengan pisau yang tajam, bersih dan steril, dengan
lebar irisan 1 cm. Hasil rajangan dikering anginkan di atas tampah yang telah
dialas kertas sampai kadar airnnya di bawah 12%, selama lebih kurang 3 - 4
hari. Rajangan daun yang telah kering dimasukkan ke dalam kan-tong plastik
transparan yang kedap air, bersama-sama dimasukan silika gel untuk penyerap
air, kemudian di-tutup rapat. Kemasan diberi label tanggal pengemasan selanjutnya
di-simpan di tempat kering dan bersih. Dengan penyimpanan yang baik simplisia
sirih merah dapat bertahan sampai 1 tahun.Cara penggunaan simplisia sirih merah
yaitu dengan merebus se-banyak 3 - 4 potongan rajangan dengan satu gelas air
sampai men-didih. Setelah mendidih, rebusan ter-sebut disaring dan didinginkan.
Penggunaan
sirih
merah dapat dilakukan selain dalam bentuk sim-plisia juga dalam bentuk teh,
serbuk, dan ekstrak kapsul. Pembuatan serbuk sirih merah yaitu diambil dari
simplisia yang telah kering kemudian digiling dengan menggunakan grinder
men-capai ukuran 40 mesh. Pengemasan dilakukan
pada kantong plastik transparan dan diberi label. Sedangkan ekstrak kapsul
dibuat dari hasil serbuk yang di ekstrak dengan menggunakan etanol 70%. Ekstrak
kental yang didapat ditambahkan bahan pengisi tepung beras 50% dan dikeringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 400C, setelah kering dimasukkan ke dalam kapsul.Kandungan
kimiaTanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang
disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan
yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi mem-punyai
fungsi untuk berkompetisi dengan makhluk
hidup lainnya. Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman
bermacam-macam seperti alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid, cyanogenic,
glucoside, glu-cosinolate dan non protein amino acid. Alkaloid merupakan
metabolit sekunder yang paling banyak di produksi tanaman. Alkaloid adalah
bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik.
Nenek moyang kita telah memanfaatkan alkaloid dari tanaman sebagai obat. Sampai
saat ini semakin banyak alkaloid yang ditemukan dan diisolasi untuk obat
moderen.Para ahli pengobatan tradisional telah banyak menggunakan tanaman sirih
merah oleh karena mempunyai kandungan kimia yang penting untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid,
saponin, tanin dan flavonoid.
Dari buku & rdquo;A review of natural product and
plants as potensial antidiabetic” dilaporkan bahwa senyawa alko-koloid
dan flavonoid memiliki ak-tivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa
darah.Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak
atsiri, hidroksikavicol, kavi-col, kavibetol, allylprokatekol, kar-vakrol, eugenol,
p-cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada.
Karena banyaknya kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih
merah memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat
desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau
mulut dan keputihan. Eugenol dapat di-gunakan untuk mengurangi rasa sakit,
sedangkan tanin dapat diguna-kan untuk mengobati sakit perut.Sirih
merah sebagai tanaman obat multi fungsiSejak jaman nenek
moyang kita dahulu tanaman sirih merah telah diketahui memiliki berbagai
khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping itu sirih
merah memiliki nilainilai spiritual yang tinggi. Sirih merah diperguna-kan
sebagai salah satu bagian pen-ting yang harus disediakan dalam setiap upacara
adat ”ngadi saliro”. Air rebusannya yang mengandung
antiseptik digunakan untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan me-nyembuhkan
penyakit keputihan ser-ta bau tak sedap.Penelitian terhadap tanaman sirih merah
sampai saat ini masih sangat kurang terutama dalam pengembang-an sebagai bahan
baku untuk biofarmaka.
Selama ini
pemanfaatan sirih merah di masyarakat hanya ber-dasarkan pengalaman yang
dilaku-kan secara
turun temurun dari orang tua kepada anak atau saudara
ter-dekat secara lisan. Di Jawa, ter-utama di Kraton Jogyakarta, tanam-an sirih
merah telah dikonsumsi sejak dahulu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Berdasarkan pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat
me-nyembukan penyakit ambeien, ke-putihan dan obat kumur, alkaloid di dalam
sirih merah inilah yang berfungsi sebagai anti mikroba.Selain bersifat
antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diabetes, dengan
meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula darah
sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak
diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuh-kan dengan menggunakan
serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat
menunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain
itu juga
dapat menyem-buhkan penyakit hepatitis.Sirih merah
dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag dan
kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogyakarta,
di mana pasiennya yang berobat sem-buh dari diabetes karena meng-konsumsi teh
herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus
kulit.Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakit
batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat,
radang mata, masuk angin dan nyeri sendi. Hasil uji praklinis pada tikus dengan
pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg berat badan, aman dikonsumsi dan tidak
bersifat toksik, pada dosis tersebut mampu me-nurunkan kadar glukosa darah
tikus sebesar 34,3%. Lebih tinggi penu-runannya dibandingkan dengan pem-berian
obat anti diabetes militus komersial Daonil 3,22 mml/kg yang hanya menurunkan
27% glukosa darah
tikus. Hasil uji praklinis pada tikus, dapat di pakai
sebagai acuan penggunaan pada orang yang men-derita kencing manis. Saat ini
sudah cukup banyak klinik herbal center yang menggunakan sirih merah sebagai
ramuan atau terapi yang berkhasiat dan manjur untuk pe-nyembuhan berbagai jenis
penyakit
Penutup
Tanaman sirih merah mempunyai banyak manfaat dalam
pengobatan tradisional, mempunyai potensi me-nyembukan berbagai jenis penyakit.
Banyak pengalaman bahwa meng-gunakan sirih merah dalam bentuk segar, simplisia
maupun ekstrak kapsul dapat menyembuhkan penya-kit diabetes militus, hepatitis,
batu ginjal, menurunkan kolesterol, men-cegah stroke, asam urat, hipertensi,
radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri
sendi dan memperhalus kulit.
Tanaman sirih merah dapat dapat beradaptasi dengan baik
di setiap jenis tanah sehingga mudah dikembangkan dalam skala besar (Sumber:
Feri Manoi, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007).
SIRIH MERAH ATASI DIABETES MELITUS DAN TUMOR
|
||||
Oleh
admin
|
||||
|
||||
|
||||
Warga Karangjati, Yogyakarta, ini sudah dua
tahun lamanya menderita penyakit diabetes melitus (DM). Berbagai
cara pengobatan, baik medis maupun tradisional, telah dijalaninya tapi belum
memberikan hasil yang memuaskan. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Bambang
Sadewo, seorang praktisi kesehatan dan produsen jamu, yang menyarankan minum
ekstrak sirih merah. Sedikit demi sedikit penderitaannya pun jauh berkurang.
Atasi Aneka Penyakit Setelah seminggu mengonsumsi sirih merah dalam bentuk kapsul, Susmiarto merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. Namun, pagi harinya rasa nyeri di kedua kakinya berkurang drastis. Tanda-tanda kesembuhan ini sangat melegakan hatinya karena luka mulai mengering dan berangsur-angsur sembuh. Kesembuhan juga dialami Siska Ribowo, di Jakarta, yang mengidap tumor di bagian payudara. Beruntung, ibu penggemar tanaman hias mendapatkan info tentang khasiat sirih merah. Atas saran herbalisnya, ia pun mengonsumsi sirih merah dalam bentuk rebusan selembar daun segar per hari. Dua gelas air direbus sampai tinggal satu gelas. Air rebusan ini dibagi tiga dan diminum 3 kali sehari sebelum makan. Kini, ia terbebas dari ancaman tumor yang menurut diagnosis dokter sangat mungkin menjadi ganas atau kanker. Khasiat tanaman cantik bernama sirih merah (Piper crocatum) ini memang mencengangkan banyak orang. “Selain DM dan tumor, sirih merah juga berkhasiat menyembuhkan penyakit jantung koroner, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh (paru, ginjal, hati, dan pencernaan), serta luka yang sulit sembuh,” ujar Bambang Sadewo. Segudang khasiat sirih merah itu disebabkan sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkoloid, polevenolad, tanin, dan minyak asiri. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan anti- inflamasi. Sedangkan senyawa alkoloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Tanaman Pot
Pamor sirih merah sebagai herba yang berkhasiat memang baru terdengar dua tahun belakangan ini. Awalnya, tanaman berdaun hijau dengan semburat pink ini banyak dijadikan tanaman hias. Adalah Bambang Sadewo, pemilik Klinik Herbal Center, Yogyakarta, yang mempelopori penggunaan sirih merah sebagai obat. Bagi
yang ingin sibuk, sirih merah
kini tersedia dalam bentuk ekstrak, tunggal maupun dengan campuran herba
lainnya yang dijual dengan harga Rp60.000/60 kapsul. Dalam bentuk segar,
manfaat sirih merah juga dapat diperoleh dengan merebus sejumlah daun sirih
segar yang cukup tua.
Sirih ini tidak sulit dibudidayakan. Bahkan dalam pot pun dapat tumbuh subur. Ia tidak menyukai panas maupun air yang berlebihan. Media tanamnya sederhana, yakni campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman disiram satu kali sehari, sedangkan untuk menghindari panas yang terlalu terik atau guyuran air hujan berlebihan, pot bisa dipindah ke tempat yang aman. Sirih merah dapat diperbanyak melalui cangkok. Medianya, kompos daun bambu yang dibungkus plastik bening. Semprot media cangkok satu kali sehari, dalam waktu 2—4 minggu, anakan sirih merah sudah bisa dipisahkan dari tanaman induknya.*** http://www.agrina-online.com |
||||
|
Senin, 23 Januari 2012
GIZI dan KESEHATAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar